Budaya minum teh di Indonesia udah ada sejak lama. Tapi, belakangan ini minuman teh dalam kemasan jumbo sedang menjamur. Di pinggiran jalan banyak berdiri gerai es teh ini. Harganya yang tebilang murah, sehingga menjadi angin segar bagi masyarakat di tengah cuaca panas. Eits, tapi kalo minuman es teh ini dikonsumsi setiap hari apa ngga jadi masalah ya? So, cari tau bahasan lengkapnya di bawah ini yuk!

Fenomena Es Teh Jumbo di Indonesia

Kamu tau ngga? Teh, sebenarnya mengandung komponen yang memiliki kemampuan antioksidan tinggi. Dijelaskan dalam sebuah penelitian, bahwa dari tujuh komponen sedikitnya ada empat komponen jenis polifenol dalam kelompok katekin yang berperan sebagai penangkal radikal bebas kuat. Komponen ini mencegah gangguan degenerasi pada organ, contohnya kanker.

es teh manis
Foto: Pixabay.com

Cara orang mengonsumsi teh beda-beda. Ada yang suka panas “teh anget”, atau dingin “es teh”. Dari segi rasa pun tiap orang punya preferensinya sendiri. Mulai dari rasa ringan hingga sepat, dan tawar hingga manis. Nah, mayoritas masyarakat Indonesia suka dengan teh yang manis.

Padahal menurut riset, penambahan gula dalam pembuatan minuman teh hijau diduga dapat mengurangi kandungan polifenol. Duh, padahal itu kan salah satu manfaat dari tehnya. Ditambah lagi, jika ukuran wadah yang digunakan besar. Pasti kandungan gula di dalamnya pun melimpah kan?

Apa sih Akibatnya?

Nah, apa jadinya kalo setiap hari minumnya es teh apalagi yang ukurannya besar? Setelah makan minumnya es teh, merasa haus pun yang dicari es teh. Kalau kamu di tahap ini, harus bisa menguranginya ya. Kenapa? Yaps, es teh manis dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit diabetes mellitus. Apalagi yang jumbo dan sering dikonsumsi, iya ngga?

Konsumsi minuman manis, berhubungan dan berpengaruh pada diabetes mellitus pada usia dewasa muda di Indonesia. Secara patofisiologis, sering konsumsi minuman manis menyebabkan obesitas yang bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2. Ngga hanya mengarah pada penyakit degeneratif, konsumsi teh di waktu sehabis makan bisa mengganggu penyerapan zat gizi loh, terutama protein.

Altenatifnya

Kurangi penggunaan gula, bisa diganti potongan buah atau daun mint. Kalau pun ingin memakai pemanis, kamu bisa pakai sedikit gula aren atau madu. Berdasarkan hasil penelitian, gula aren paling sedikit memberikan penurunan aktivitas antioksidan. Selain, kurangi penggunaan gulanya, kamu juga perlu mengurangi jumlah dan frekuensinya. Jangan terlalu sering mengonsumsi minuman manis ya, Sahabat Sehat.

gula pemanis dalam es teh
Foto: PIxabay.com

Ngga hanya itu saja, bahkan di beberapa negara menerapkan pajak atas minuman manis. Penerapan ini berdampak pada pengurangan konsumsi minuman manis yang secara langsung ataupun tidak akan menekan prevalensi obesitas.

Nah, gimana Sahabat Sehat? Semoga dapat memberikan pencerahan dan motivasi buat kamu yang suka sekali minum es teh jumbo ya. Jaga tubuh agar tidak dehidrasi dengan minum air putih sesuai kebutuhan. Bagi remaja atau dewasa minum air putih 8 gelas sehari ya, atau sesuaikan lagi dengan aktivitas kamu. Keep healthy and happy!

Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP

Referensi

Andriani M, Amanto BS, Gandes. 2012. Pengaruh penambahan gula dan suhu penyajian tehadap nilai gizi minuman teh hijau. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 5(2): 40-47.

Wahidah N, Rahayu SR. 2022. Determinan diabetes mellitus pada usia dewasa muda. Higeia Journal of Public Health Research and Development. 6(1): 114-125. DOI: https://doi.org/10.15294 /higeia.v6i1.53512

Daeli WAC, Nurwahyuni A. 2019. Efektivitas menggunakan pajak minuman manis untuk mengurangi obesitas: tinjauan sistematis. BKM Journal of Community Medicine and Public Health. 35(4): 147-153.

About the Author

Putri Nur Laely

Mahasiswa
Gizi Masyarakat, IPB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top