Pernahkah kamu menemukan teman yang haus pengakuan dari orang lain dan merasa sangat sedih jika diabaikan? Kondisi ini erat kaitannya dengan star syndrome. Istilah ini adalah sebutan untuk seseorang yang menganggap dirinya “bintang” mengagumkan dan terkenal. Banyak di antaranya yang anti kritik, merasa paling hebat, dan enggan terkalahkan.
Star syndrome termasuk gangguan mental karena mengakibatkan seseorang merasa sangat spesial yang akhirnya membuatnya mengalami gangguan dalam hubungan sosial.

Penyebab Star Syndrome
Star syndrome termasuk gangguan kepribadian narsistik, yaitu kondisi ketika seseorang yang mementingkan dirinya sendiri, menuntut perhatian dan apresiasi berlebih dari orang lain, hingga kurang empati. Dalam interaksi sosial, penderita star syndrome cenderung mendominasi. Meskipun demikian, pengidap masalah ini sangat rapuh karena anti kritik. Lalu, apa penyebab timbulnya star syndrome?
Trauma Masa Lalu
Munculnya star syndrome bisa berasal dari trauma masa lalu. Kemungkinan pertama, harapan orang tua tidak mampu dipenuhi oleh anak, kemudian orang tua kecewa atau marah. Akibatnya, saat beberapa tahun kemudian mampu mencapai harapan tersebut, anak merasa dirinya sangat hebat dan harus diakui banyak orang.
Kemungkinan kedua, pernah diremehkan karena kekurangan diri atau kondisi keluarga oleh lingkungannya. Akibatnya, setelah mencapai sesuatu, timbulah rasa ingin dihargai dan memerlukan pengakuan orang banyak bahwa dirinya sangat hebat. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak seremeh anggapan orang-orang di masa lalunya.
Pola Asuh Orang Tua
Penyebab star syndrome berikutnya adalah pola asuh orang tua. Pola asuh yang terlalu memanjakan anak bisa membentuk sifat anak yang manja, egois, dan individualistis. Semua hal harus tentang dirinya dan semua orang harus mengakui kehebatannya. Pola asuh yang otoriter juga berpengaruh karena penuh tuntutan.
Cara Mengatasinya
Kemudian, bagaimana kah cara menghadapi kondisi tersebut? Berikut ini cara yang bisa diterapkan untuk mengatasi star syndrom.

Meluruskan pola pikir
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi star syndrome adalah mengubah pola pikir bahwa tidak ada yang paling hebat di dunia ini. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada kewajiban pula untuk menyenangkan semua orang, sehingga cukup menemukan lingkungan positif yang menerima apa adanya dan mendukung hal positif yang ingin dilakukan.
Menguatkan support system
Orang terdekat, seperti keluarga, pasangan, dan sahabat, diupayakan selalu mendampingi seseorang yang mengidap star syndrome. Dengan dukungan optimal setiap harinya, penderita bisa merasa diperhatikan, diterima, dan tidak perlu mencari pengakuan di luar sana. Lama kelamaan, penderita mampu menerima luka di masa lalu atau pengalaman buruk, sehingga berdamai dengan dirinya untuk terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Konsultasi ke psikolog atau psikiater
Jika memang memerlukan treatment khusus untuk menghilangkan gejala star syndrome, maka Sahabat Sehat bisa berkonsultasi. Beberapa pilihan penanganan bisa dilakukan, meliputi psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Psikoterapi yang dilakukan ini bertujuan mengubah pola pikir dan persepsi seseorang bahwa di bukan pusat dunia dan setiap orang punya perannya masing-masing. Pemberian obat ini hanya berlaku jika ada gangguan mental yang timbul akibat star syndrome, misalnya depresi.
Star syndrome ini perlu diatasi agar tidak berkembang lebih jauh dan memperburuk hubungan sosialnya. Lebih dari itu, kondisi ini juga dapat menimbulkan obsesi pada diri sendiri, timbulnya rasa cemas berlebihan, penyalahgunaan obat atau alkohol, dan mempunyai pikiran atau perilaku bunuh diri.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP