Sahabat Sehat, eksplorasi sumber protein dengan harga terjangkau terus dilakukan. Eksplorasi ini sudah mulai melirik potensi lokal seperti keong sawah. Keong sawah telah menjadi menu kuliner di beberapa daerah di Jawa Tengah. Meskipun demikian, konsumsi keong sawah menjadi pro kontra bagi sebagian orang.
Sekilas Mengenai Keong Sawah
Keong sawah (Pila ampullacea) adalah siput air tawar yang bisa ditemui di daerah tropis. Di Indonesia keong sawah dikenal juga dengan sebutan tutut (Sunda), keong gondang (Jawa), sisok (Bali), dan dudut (Badui). Keong sawah memiliki warna cangkang hijau hingga hitam dengan ukuran lebih kecil dibanding bekicot. Habitat keong sawah adalah sawah, danau, dan aliran pematang.

Kontra Konsumsi Keong Sawah
Masyarakat Asia Tenggara cukup familiar dengan keong sawah sebagai bagian kulinernya. Bagian yang dimakan dari keong sawah adalah bagian dagingnya. Meski demikian, sebagian orang menganggap konsumsi keong sawah akan membawa efek negatif bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan keong sawah dapat menjadi inang berbagai parasit seperti cacingan dan schistosimiasis.
Selain itu, bagi beberapa individu konsumsi keong sawah dapat mengakibatkan alergi seperti gatal-gatal dan kulit kemerahan. Concern lain adalah adanya kemungkinan akumulasi pestisida yang terserap oleh keong.
Kandungan Gizi dan Manfaat Kesehatan Keong Sawah
Dalam 100 mg daging keong sawah terkandung ± 209 kkal kalori, ± 18 g protein, 12 mg seng, 102 mg zat besi, dan 812 mg kalsium. Kandungan kalsium tersebut lebih tinggi dibanding dengan kalsium pada segelas susu.
Dilaporkan bahwa siput memiliki kandungan protein 88,42% yang tidak kalah tinggi dibandingkan dengan protein daging babi 82,37% dan daging sapi 92,75%. Kandungan protein yang tinggi ini menjadikan keong sawah sebagai alternatif sumber protein yang baik.
Keong sawah juga mengandung vitamin A, vitamin E, dan folat. Vitamin A baik untuk menjaga kesehatan mata, vitamin E bermanfaat untuk proses regenerasi kulit dan menjaga kesehatan kulit. Asam folat sangat penting bagi ibu hamil dan perkembangan janin.

Cara Mengolah Keong Sawah
Keong sawah dapat dimasak menjadi berbagai menu. Berbagai kreasi masakan dan resep menggunakan keong sawah atau tutut sebagai pengganti daging dapat dengan mudah ditemui. Tutut dapat dimasak menjadi sate keong, gulai kuah kuning, gulai santan keong, tutut masak pedas, tumis tutut, bala-bala tutut, hingga gyoza.
Bila tertarik untuk mencoba mengolah daging keong sawah, kamu dapat mengikuti langkah berikut. Sebelum diolah, cuci bersih terlebih dahulu keong sawah dari pasir atau tanah. Kemudian, keluarkan daging keong dari cangkangnya dan cuci di bawah air mengalir. Rendamlah daging keong dalam perasan jeruk nipis kemudian rebus selama kurang lebih 5 menit untuk membunuh bakteri atau parasit yang masih menempel.
Kamu bisa mengolah daging keong menjadi berbagai menu yang disuka dengan menambahkan aneka rempah dan bawang sebagai bumbu. Nah, yang ngga kalah penting, pastikan keng sudah matang dengan sempurna sebelum dikonsumsi.
Sahabat Sehat, tidak ada salahnya mencoba sumber protein satu ini. Hanya saja pastikan kamu mengolahnya dengan baik. Selamat mencoba !.
Editor & Proofreader: Zafira Raharjanti, STP